Manchester United Sepakat Akan Lepas Axel Tuanzebe ke Newcastle

Manchester United Sepakat Akan Lepas Axel Tuanzebe ke Newcastle

Ligabolainggris.com – Di tengah upaya untuk mendapatkan bek tengah baru, Manchester United juga akan melepas satu pemain di posisi itu. Diprediksi sulit untuk bersaing, bek Axel Tuanzebe akan dilepas.

Manchester United kini punya banyak pemain yang bermain untuk posisi bek tengah. Dari segi jumlah, lebih dari cukup untuk mengarungi kompetisi. Bahkan bisa dibilang lebih.

United punya enam orang bek tengah. Selain Phil Jones, Chris Smalling dan Marcos Rojo, Setan Merah juga memiliki Victor Lindelof, Eric Bailly dan Axel Tuanzebe.

Bailly belakangan mengalami cedera dan harus absen untuk waktu yang lama. Pemain asal Pantai Gading itu akan absen selama lima bulan. Lantas, mengapa United justru akan melepas Axel Tuanzebe?

Axel Tuanzebe Pindah ke Newcastle

Seperti dikutip dari Daily Mail, Manchester United membuka peluang untuk melepas Axel Tuanzebe. Klub yang akan dituju adalah Newcastle, klub yang memang tertarik pada bek tengah berusia 21 tahun.

Hanya saja, kepindahan Axel Tuanzebe akan sangat tergantung pada langkah United di bursa transfer. Jika sukses membeli bek tengah baru, maka Setan Merah akan berbesar hati melepas Axel Tuanzebe ke klub lain.

Baca Juga : Jurgen Klopp Tak Bisa Memastikan Masa Depan Harry Wilson di Liverpool

Saat ini, United sedang menjajaki kemungkinan untuk membeli Harry Maguire dan Samuel Umtiti. Belum ada kepastian apakah United mampu merampungkan saga transfer kedua pemain di musim panas ini.

Semenrara, Newcastle telah membuat pengajuan untuk meminjam Axel Tuanzebe selama musim 2019/2020. Pelatih Newcastle, Steve Bruce, dikabarkan sudah menanti kehadiran Axel Tuanzebe di St. James Park.

Lebih Baik Dipinjamkan

Ole Gunnar Solskjaer sebenernya memberikan perhatian khusus pada perkembangan Axel Tuanzebe. Sebab, dia mampu bermain begilang saat menjalani masa peminjaman pada musim 2018/19 yang lalu.

Axel Tuanzebe dipinjamkan ke Aston Villa. Dia bermain secara reguler untuk Aston Villa di Divisi Championship. Dia mampu membawa Aston Villa mendapat tiket promosi ke Premier League.

Jika memilih bertahan di United, kecil kemungkinan Axel Tuanzebe akan menjadi pemain utama. Axel Tuanzebe mungkin mendapat kesempatan bermain lebih besar jika menerima pinangan Newcastle.

Tidak Memiliki Satupun Striker Andalan Justru Menguntungkan MU

Tidak Memiliki Satupun Striker Andalan Justru Menguntungkan MU

Ligabolainggris.com – Marcus Rashford mengaku gembira melihat jumlah gol yang dibukukan Manchester United pada laga pramusim sejauh ini. Dia menyoroti nama-nama pencetak gol yang berbeda-beda.

Pramusim kali ini berjalan sangat baik untuk Setan Merah. Sejak memulai tur pramusim di Australia, mereka terus memetik kemenangan tanpa kekalahan. Cara terbaik untuk mempersiapkan tim jelang musim yang berat.

Tercatat, MU sudah mencetak 10 gol dari 5 laga pramusim sejauh ini. 10 gol itu datang dari 7 nama berbeda, yang dipandang Rashford sebagai petunjuk positif. Dia tidak khawatir jika MU tidak punya satu pencetak gol murni.

Tetap Rendah Hati

MU boleh jadi tidak memiliki satu pencetak gol andalan seperti Liverpool dengan Mohamed Salah atau Manchester City dengan Sergio Aguero. Tergantung dari sudut pandang, kondisi itu bisa dilihat sebagai kelebihan atau kekurangan.

Rashford sendiri melihatnya sebagai keuntungan. 10 gol yang dicetak 7 nama berbeda adalah bukti bahwa kekuatan skuad MU merata dan tidak ada yang akan lupa diri.

Baca Juga : Unai Emery Memberikan Pujian Kepada Nicolas Pepe

“Itu penting. Jika cuma satu orang yang mencetak semua gol, anda bakal mendapati perasaan berbeda sebagai tim daripada jika semua penyerang bisa berkontribusi,” buka Rashford di Tribalfootball.

“Perasaan itu jelas positif dan kondisi itu membantu kami semua tetap rendah hati.”

Awal Sulit

Bagaimanapun, MU bakal membutuhkan setiap pencetak gol mereka ketika memulai Premier League 2019/20 mendatang. Langkah MU bakal sulit sejak awal, mereka menghadapi Chelsea di pekan pertama dan Wolverhampton di pekan berikutnya.

“Itu jelas awal yang sulit. Ini masih awal musim dan kami sudah siap melaju kencang. Semua pemain menantikan pertandingan itu,” sambung Rashford.

“Kami masih punya satu laga [uji coba] lagi untuk benar-benar membentuk ritme terbaik kami dan kami yakin bakal berada dalam kondisi bagus ketika musim dimulai,” tandasnya.

Penyebab Manchester United Semakin Buruk

Penyebab Manchester United Semakin Buruk

Ligabolainggris.com – Masi banyak yang bertanya-tanya mengapa tim Manchester United kali ini semakin memburuk. Pengemar banyak menghadapi kekecewaan yang sangat dalam terhadap Manchester United mereka berfikikirThe Red sudah tidak seperti dulu. Namun ini penjelasan lengkapnya yang akan Ligabolainggris.com beritahu dibawah ini.

Manchester United telah mengalami penurunan kinerja yang signifikan sejak pejabat klub menunjuk Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer secara permanen. Sejak itu, United hanya mampu memenangkan dua kemenangan dalam enam pertandingan yang mereka mainkan, sementara sisanya berakhir dengan kekalahan. Dunia merasakan sebaliknya bagi manajer Norwegia.

Dua kemenangan tersebut juga tidak diraih oleh Setan Merah secara meyakinkan, keduanya dengan skor 2-1 atas Watford dan West Ham United di Old Trafford. Mereka juga telah tersingkir dari kompetisi Liga Champions setelah dikalahkan dalam babak perempat final oleh Barcelona.

ini adalah alasan yang menyebabkan Manchester United mengalami penurunan performa yang signifikan sebulan belakangan, seperti diulas 90min.

Pertahanan Buruk
David de Gea memang dapat dianggap sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di dunia berkat konsistensi yang ditunjukkannya dalam beberapa tahun terakhir, tetapi hal itu sekaligus memperlihatkan buruknya kualitas dari lini pertahanan Manchester United. Sebagai tim yang selalu memperoleh pendapatan dan keuntungan yang besar dari berbagai sektor, melihat pemain-pemain seperti Chris Smalling dan Phil Jones masih mengisi lini pertahanan tim sekelas Manchester United adalah sesuatu yang membingungkan.

Stok Gelandang Jangkar Berkelas Minim
Pemain yang diturunkan sebagai gelandang bertahan dalam sebuah tim tidak hanya memiliki tugas untuk menjadi penghubung antara lini belakang dan depan, tetapi juga untuk membantu para pemain di lini belakang menghadapi gempuran serangan dari lawan yang mereka hadapi. Saat ini Manchester United tidak memiliki pemain berkualitas tinggi untuk mengisi posisi tersebut. Nemanja Matic sudah tidak dapat bersaing dengan lawan-lawan yang memiliki kecepatan tinggi, Fred dan Scott McTominay masih harus beradaptasi, sementara Ander Herrera nampak akan meninggalkan Old Trafford pada akhir musim.

Baca juga : Arsenal Akan Meghadapi Final Liga Eropa

Terlalu Bergantung pada Marcus Rashford dan Anthony Martial
Memiliki pemain-pemain di lini depan yang dapat mengacaukan pertahanan lawan mereka dengan pergerakan berkecepatan tinggi merupakan aset yang berharga bagi tim manapun, tak terkecuali bagi United yang memiliki Marcus Rashford dan Anthony Martial. Tetapi kedua pemain tersebut juga memiliki batasan yang perlu ditutupi oleh rekan-rekan mereka, dan ketergantungan yang dirasakan oleh Setan Merah terhadap Rashford dan Martial saat ini justru menghambat mereka untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.

Taktik Solskjaer Monoton
Penerapan taktik yang tepat adalah sebagian kunci untuk menentukan peluang bagi sebuah tim untuk meraih kemenangan dalam pertandingan yang mereka jalani. Persiapan jelang pertandingan dan reaksi saat laga itu berlangsung, menjadi dua aspek yang harus diperhatikan oleh setiap pelatih. Sejauh ini Ole Gunnar Solskjaer belum mampu menunjukkan penerapan yang maksimal dari dua aspek tersebut, dan masih perlu waktu untuk mengembangkan kemampuannya sebagai seorang pelatih.

Kontrak Permanen yang Terlalu Buru-buru
Sejak menggantikan posisi Jose Mourinho dengan kapasitas interim pada Desember 2018, Ole Gunnar Solskjaer menjalani 19 pertandingan di seluruh kompetisi dan mampu meraih 14 kemenangan, dua hasil imbang, dan tiga kekalahan. Hal itu membuat manajemen Manchester United memberikannya kontrak permanen dengan durasi tiga tahun, keputusan yang diambil berdasarkan suasana di dalam klub saat itu dan reaksi dari para pendukung. Tetapi saat ini keputusan tersebut terlihat diambil terlalu cepat. Ekspektasi yang tinggi yang tidak sesuai dengan kualitas skuat menyebabkan adanya penurunan performa yang langsung membuat kualitas Solskjaer diragukan.